Langsung ke konten utama

Raffi, My LAptop


Hai, kenalin, namaku Raffi, kepanjangannya Rafi Amat Compaq Presario. Kalian bisa panggil aku Raffi. Aku adalah Laptop berasal dari Marga Presario keturunan Compaq. Aku tinggal di Karangmalang A 14b, rumah kos yang indah, asri tapi panassss. Aku satu kamar sama Sahabat baikku yang udah nemenin aku selama dua tahun ini. aku panggil dia Mbak Deta. Pertemuan kita waktu itu lucu banget. Ah, jadi pengen ketawa deh kalo inget. Awalnya aku nggak ngerti kenapa mbak Deta itu milih aku buat jadi sahabatnya. Pas kita udah temenan lama, mbak Deta curhat sama aku. Katanya dia udah pengen laptop sejak SMA, tapi kakeknya belum bisa beliin. Setiap kali dia selalu ngerengek sama kakeknya buat dibeliin laptop, tapi kakeknya tetep aja diem. Sampai pada suatu saat dimana mbak deta nyerah sama keadaan, pasrah, menangis, tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba dia ambil pisau. Bahaya banget. Cuma karena nggak dibeliin laptop, mbak deta mau bunuh diri. Eh, bukan-bukan, pisaunya buat ngiris bawang merah, pantesan aja dia nangis. Sampai awal kuliah dia belum juga dikasih laptop. 


Teman-teman disekitarnya udah pada bawa laptop, ngerjain tugas dengan laptop sendiri, dan serba lengkap. Mbak deta nggak seperti teman-temannya, dia harus ke rentalan, ngetik sendiri, ke warnet tiap malem, atau ke warnet tiap pulang kuliah, ngerjain tugasnya. Katanya dia udah nggak mau minta lagi ke kakekknya. Mungkin emang kakeknya belum mampu buat beliin. Waktu mbak deta cerita itu, aku sampai nangis, terharu banget, kasian. Gimana caranya aku nangis? Ya aku juga masih mikir gimana, yang jelas aku nangis.
Suatu hari mbak deta dapet kejutan dari kakeknya, sang kakek datang dari negeri yang amat jauh, berkelana mendaki gunung lewati lembah, buat beliin laptop buat mbak deta. Cerita ini lebih terharu lagi aku, kakeknya mbak deta penuh dengan kejutan. Meskipun kata dia, laptop itu kreditan. Seketika terharuku jadi rasa sebal karena ternyata laptop kreditan itu adalah aku. Aku ngerasa sedih banget, sehina apa aku, aku dijual dengan kredit? Apakah aku serendah itu? Ah, tapi rasa sedihku itu hilang setelah mbak deta mau jadi temenku. Dia jadiin aku sahabatnya sehari-hari. Semua yang dia mau ada diaku. Cerita, film, lagu, gambar, mainan, kecuali p*p nggak bisa sama aku. Aku ini 14” dengan berat sekitar 3 kilo, kalau mbak deta mau bawa aku kekamar mandi itu jelas nggak kuat, apalagi aku anti air. Aku alergi air tingkat tinggi. Pernah suatu hari mbak deta bersin di depanku, aku ngambek tiga hari nggak mau nemenin dia, karena aku kena airnya.

Selama ini mbak deta sering bawa aku kemana-kemana, ke kampus, ke rumahnya, kenalan sama kakek nenek dan saudara-saudaranya. Pernah mbak deta bawa aku ke pantai lhoh, tapi aku nggak diberi kesempatan buat liat. Nyesel deh. Enaknya sih aku nggak capek, kan aku selalu diendong sama dia. Sekarang masa kreditku sudah habis. Aku jadi semakin lengket sama mbak deta. Dari segala hal yang buruk banget sampai yang baik banget dia ceritain ke aku. Tapi kebanyakan cerita yang buruk banget. Aku juga kenal sama pacarnya dia. Lebih keren aku daripada pacarnya itu. Kadang-kadang pacarnya juga suka maen sama aku, dia baik sih, kalo aku lagi sakit atau nggak enak badan, pacarnya mbak deta yang nyembuhin.
Sebelnya, mbk deta suka teledor, aku disuruh nyanyi-nyanyi, tapi sama dia ditinggal tidur, dan aku malah nggak bisa tidur.
 Sekarang mbak deta lagi seneng nulis, katanya pengen jadi penulis. Semoga aku ada manfaatnya buat dia deh, kalau dia jadi penulis aku bakal seneng banget, dan kakeknya itu juga pasti bakal seneng. Selamat menulis mbak deta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN OBSERVASI TAMAN PINTAR

A.     DESKRIPSI TAMAN PINTAR 1.       Sejarah Taman Pintar Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan keluarga di Kota Yogyakarta yang menawarkan wahana belajar sekaligus rekreasi yang komplit untuk anak-anak, mulai dari usia pra sekolah hingga tingkat sekolah menengah. Rentang usia kelompok sasaran ini dipilih karena dipandang sebagai generasi penerus bangsa yang potensial untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Di dalam taman yang digagas oleh Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, SE.Akt, MM, dan dibangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi ini, terdapat enam zona dengan bermacam wahana bermain dan belajar yang disertai alat peraga iptek. Begitu memasuki kawasan ini, pengunjung dapat langsung menyaksikan dan mencoba hasil karya inovasi teknologi dan permainan dari pelbagai wahana tersebut. Di Indonesia, terbentuknya taman semacam ini diawali dengan berdirinya pusat peragaan iptek yang berlokasi di Taman M...

perubahan Sosial Budaya di Terminal Giwangan

Perubahan sosial adalah suatu keadaan yang berbeda dari keadaan awal dan sesudahnya peristiwa itu terjadi. Karena ada tiga indikator yaitu: faktor penyebab, proses, dan dampak. Terminal giwangan adalah salah satu contoh penyebab adanya perubahan sosial di daerah Yogyakarta, khususnya masyarakat Giwangan sendiri.

Bas, Bis, Bus (kisah klasik untuk Penumpang )

Ada yang pernah naik bus? Pasti hampir semuanya pernah dong, tapi pasti ada juga yang belum, walaupun yg belum ini cuma beberapa aja. Tempat yang aku tinggal saat ini, namanya adalah Yogyakarta. Ada kendaraan umum dengan tarif yang murah mengantarkan kita kemana aja walaupun jalannya kadang juga muter-muter, namanya trans jogja disingkat teje. Temanku yang asli jogja, hampir belum pernah naik teje. Maklum sih, dia kemana-kemana naik motor. Beda sama aku, yang belum ada motor, jadi kendaraan umum seperti bis adalah sahabat setiaku yang menemani kemanapun aku pergi. Bukan cerita tentang sejarah bus, macam-macam bus, atau bukan juga tentang daftar nama bus beserta nama sopir dan kondekturnya. Tekadang orang yang naik bis itu tidak meyadari apa yang terjadi di dalam bis. Penumpang hanya naik, diam sepanjang perjalanan, membayar pada kondektur, udah sampai tujuan turun dan urusan selesai. Sebenarnya kalau mau sedikit memperhatikan ada beberapa hal menarik yang terjadi dalam bis.